Kamis, 07 November 2013

Kepribadian Rasulullah SAW (2)

Pada bulan Rabiul Awal  ini umat Islam di berbagai belahan dunia tengah memperingati suatu peristiwa yang  penuh dengan nilai-nilai historis, yakni Maulid Nabi Muhammad SAW. Mengkaji dan menelusuri napak tilas kehidupan Rasulullah SAW amat mulia karena perjalanan hidup beliau mengandung peristiwa yang monumental dan mengandung beragam hikmah, yang kerap berkaitan dengan perjuangan dan penderitaan Nabi yang suci itu.  Ketabahan beliau dalam perjuangan dan kesabarannya  menghadapi segala penderitaan memancarkan sosok dan kepribadian dengan akhlak yang terpuji.
            Menguak butiran-butiran hikmah dalam historisitas Islam, tampak Nabi Muhammad SAW mengalami banyak tantangan dan rintangan dakwah pada mula penyiaran Islam di kota Mekkah.  Dalam tempo tiga tahun pertama, beliau hanya memperoleh 13 orang pengikut. Dalam rentang tahunan, kurang dari lima orang yang memeluk Islam pada fase awal penyiaran Islam. Meskipun realitas demikian sulit, kal itu kaum Muslimin dalam kedudukan minoritas dan kondisi fisikal yang amat lemah, Nabi SAW tidak pernah mengeluh, apalagi sampai berputus asa. Justru pada saat-saat beliau menghadapi kesulitan dan penderitaan yang tiada hentinya, memancarkan al-akhlaqul karimah (akhlak yang mulia).
            Dalam suatu hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW  bersabda,”Aku diutus Allah untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak manusia.” (HR Baihaqi).

ESENSI AKHLAK

            Rasulullah SAW dalam hadis  yang diriwayatkan Turmudzi dari Abu Dzar pernah berwasiat kepada seorang sahabat untuk selalu bertaqwa kepada Allah di manapun berada, berupaya menghapus  perbuatan jahat dengan amal kebaikan, serta berakhlak kepada manusia dengan akhlak yang baik. Inilah kunci sukses dalam pergaulan sosial.
            AKHLAK berasal dari kata khalaqa, yakhluqu, yang berarti menciptakan. Dari  kata ini ada kata makhluk dan Khalik. Dengan demikian, akhlak secara esensial merupakan  segala sikap (attitude) dan tingkah laku (actions and deeds) manusia Muslim yang bersumber dari Sang Khalik, yakni mengacu kepada al-Qur’an dan Sunnah.
            Dalam konteks ini, akhlak memiliki diferensiasi  (perbedaan) dengan moral dan etika. Moral yang berasal dari bahasa Latin (moras), berarti adat kebiasaan. Demikian juga etika, dari bahasa Yunani (ethos) dan bahasa Belanda (ethiek). Moral dan etika tidak mengacu pada nilai-nilai religius, bahkan agama dianggap  sebagai paham pribadi dan tidak berhubungan dengan kehidupan manusia. Oleh karena itu, ketentuan nilai moral dan etika bisa berubah tergantung situasi dan kondisi, karena kreasi manusia, bukan dari Sang Pencipta.

 

KETELADANAN RASULULLAH SAW

            Dalam kehidupan Rasulullah terdapat keteladanan dari dimensi akhlak dan contoh yang ideal bagi seluruh umat manusia dalam segala bidang kehidupan. Beliau satu-satunya manusia yang melaksanakan sendiri semua prinsip yang diajarkannya kepada orang lain. Tidak ada satu penetapan atau ketentuanpun  dari al-Qur’an  yang tidak dilaksanakannya.
            Pada hakikatnya akhlak Rasulullah merupakan pancaran dari ajaran-ajaran al-Qur’an. Oleh karena itu, dikatakan bahwa akhlak Rasulullah adalah al-Qur’an. Setiap perbuatan baik (al-ma’ruf) yang diperintahkan al-Qur’an dan setiap perbuatan jahat (al-munkar) yang dilarang, terlebih dahulu telah dipraktekan Rasullah sendiri sebagai teladan bagi umatnya.
            SOSOK MUHAMMAD tampil sebagai seorang Rasulullah, negarawan, panglima perang, pejuang, hakim, pedagang, bahkan sebagai pelarian yang diburu-buru, sahabat, teman seperjuangan, seorang ayah, dan sebagai seorang suami. Dalam semua kedudukannya itu selalu memantulkan corak yang indah dalam kehidupan manusia.
            Beberapa watak dan kepribadian  Rasulullah yang sangat terkenal semasa hayatnya, dapat disingkap berikut ini. Pertama, sifat amanah dan menepati janji. Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk  menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” (QS. Al-Nisa’ : 58). Dalam ayat lain: “Wahai orang-orang yang beriman tepatilah janji-janjimu.” (QS. Al-Maidah: 1). Rasulullah semasa hayatnya bersifat amanah dan selalu menepati janji atau perjanjian (agreement) yang disepakati meski dengan musuh sekalipun. Perjanjian yang telah disepakati walau kemudian merugikan tetap dipenuhinya terlebih dahulu, meski selanjutnya diupayakan ada perubahan dengan persetujuan pihak yang terkait.
Kedua, bersikap jujur dan terpercaya. Firman Allah: “Sungguh telah beruntung orang-orang yang beriman...yaitu orang-orang yang jujur dalam memelihara amanat dan janjinya.” (QS. Al-Mukminun: 1 dan 8). Betapa pentingnya sikap kejujuran itu, terdeskripsi pula dalam QS. Al-Isra’ : 35. Rasulullah dalam dinamika sejarah dikenal dengan kejujurannya, sehingga beliau dijuluki dengan al-amin (orang yang dapat dipercaya). Kejujuran beliau mencuat dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam hubungannya dengan kawan maupun lawan.
            Ketiga, berlaku adil. Firman Allah: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebaikan” (QS. Al-Nahl: 90). Rasulullah SAW selalu bersikap dan berlaku adil di kalangan manusia, baik kawan maupun lawan, dalam pelbagai situasi. Rasulullah SAW membuktikannya dalam sejarah dengan penuh adil dan bijaksana.
            Keempat, semangat pengorbanan. Allah berfirman: Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang-orang miskin, anak-anak yatim,  dan orang-orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kalian hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah semata. Kami tidak menghendaki balasan dari kalian dan tidak pula (ucapan) terima kasih” (QS. Al-Insan: 8-9). Pengorbanan merupakan salah satu watak dan kepribadian Rasulullah yang dinukil dalam sejarah. Meski rintangan dan tantangan dakwah luar biasa hebatnya, beliau tidak pernah mengeluh sedikitpun. Ketabahan beliau dalam perjuangan dan kesabarannya  menghadapi segala penderitaan yang tiada taranya memancarkan sifat-sifat yang utama dan akhlaq yang mulia.

http://budiwantoro1983.blogspot.com/2012/08/kepribadian-rasulullah-saw-2.html

Kepribadian Rasulullah SAW (1)

Kepribadian Rasulullah SAW (1)

Siapa yang membaca dan meniliti sejarah kehidupan orang-orang besar dan para pemimpin yang telah meraih kemenangan setelah mengalami kekalahan, dia akan mendapati pada diri mereka satu sifat yang di miliki oleh mereka semua, tidak ada yang selamat dari sifat tersebut kecuali para Nabi yaitu sifat pembalasan dendam.
Akan tetapi Rasulullah Saw telah memberikan satu contoh yang sangat ideal ketika telah meraih kemenangan, walaupun beliau telah terusir dari Mekkah dan tertahan semua harta bendanya dan teraniya oleh penduduk mekkah dengan penganiyaan yang sangat pedih di permulaan kenabian beliau, akan tetapi setelah beliau meraih kemenangan, jiwanya yang agung dan akhlaknya yang  mulia tidak memperkenankan untuk membalas dendam, bahkan beliau memaafkan setiap yang telah menzaliminya dan memaafkan setiap orang dengan pemaafan yang umum, sementara beliau mampu untuk membalas dendam kepada mereka dengan pembalasan yang pedih.
Beliau bersabda kepada mereka: “Pergilah kalian! Karena kalian bebas..”.
Demikianlah Islam telah mendidik Rasulullah Saw dan para pengikutnya dengan akhlak yang mulia ini, yang terbebas dari segala ikatan sifat egois. Bagaimana tidak, sementara kitabnya yang di turunkan kepadanya mengatakan:
“ Jadilah engkau pemaaf! Dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”. (QS. Al A’raaf: 199).
Rasulullah Saw adalah seorang yang menyukai kemudahan
Rasulullah Saw senang mempermudah urusan orang lain, dan tidak menyukai sikap keras terhadap orang lain dan mempersulit urusan mereka.
Beliau Saw bersabda kepada para pengikutnya: “gembirakanlah mereka dan jangan bersikap keras terhadap mereka, mudahkanlah mereka dan jangan persulit”.
Beliau juga bersabda: “sesungguhnya kalian di utus untuk mempermudah mereka, dan kalian tidak di utus  untuk mempersulit mereka”.
  • Akhlak Terpuji Rasulullah saw
Diantara keistimewaan yang di miliki Rasulullah saw adalah akhlaknya yang terpuji kepada kerabat dekat dan yang jauh, kepada teman dan musuh, inilah yang Nampak darinya secara adil.
Beliau menyambut seseorang dengan penyambutan yang baik yang tidak lepas dari senyuman di wajahnya, berkata dengan baik, membalas kejahatan dengan kebaikan, menghindari perkara-perkara yang tidak perlu.
Beliau mengajarkan umatnya bahwa sebaik-baik orang adalah mereka yang paling bagus akhlaknya, beliau bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya”.
Bahkan beliau mengajarkan pengikutnya bahwa yang paling dekat tempatnya dengan beliau nanti pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya.
Beliau bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling aku sukai diantara kalian dan yang paling dekat tempatnya dengan saya nanti di hari kiamat adalah yang paling bagus akhlaknya”.
Akhlak Rasulullah Saw yang terpuji tidak hanya untuk para pengikutnya saja, bahkan beliau juga melakukan hal yang sama terhadap musuh-musuhnya, ketika beliau di minta untuk mendoakan orang-orang musyrik beliau bersabda:
“Sesungguhnya saya tidak di utus sebagai pelaknat, tapi saya di utus sebagai pembawa rahmat (kasih sayang)”.

Kepribadian Nabi Muhammad SAW

KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD MENURUT PENUTURAN PARA SAHABAT DAN KERABATNYA
Dari Para sahabat dan kerabat Nabi Muhammad kita banyak mendapat gambaran kepribadian Nabi Muhammad yang sesungguhnya, karena merekalah yang melihat langsung kehidupan Nabi Muhammad sehari hari. terlebih lagi para sahabat dan kerabat beliau adalah pribadi pribadi jujur dan terpercaya, jadi keterangan mereka sungguh dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan.
Nabi Muhammad memiliki garis keturunan / nasab yang mulia dan sahabat sahabat beliau adalah orang orang yang setia dan berakhlak mulia . jadi kesaksian mereka tidak perlu diragukan lagi kebenarannya. dari merekalah kita tahu kepribadian, penampilan dan kebiasaan kebiasaan Nabi Muhammad dalam menghadapi dan memecahkan persoalan yang dihadapinya sehari hari.
Untuk itu mari kita dengarkan penuturan mereka, pertama tama tentu kita ingin tahu bagaimana penampilan fisik dari Nabi Muhammad .
PENAMPILAN FISIK NABI MUHAMMAD
Nabi Muhammad biasa dipanggil oleh para sahabatnya dengan mempergunakan gelarnya yaitu “RASULULLAH ‘ yang artinya UTUSAN ALLAH ‘
Anas bin Malik meriwayatkan : Rasulullah bertubuh sedang, bercorak kulit cerah, tidak putih sekali namun tidak pula hitam benar. Rambut beliau dapat dikatakan lurus, dan agak berombak. Allah Swt mengangkat beliau sebagai Nabi ketika beliau berusia empat-puluh tahun. Sesudah itu beliau sempat tinggal di Makkah selama tiga-belas tahun dan lalu di Madinah selama sepuluh tahun. Allah memanggil beliau ke haribaanNya pada umur enam-puluh tiga tahun. Saat itu baru sedikit saja uban yang tumbuh di rambut dan jenggot beliau.
Anas juga meriwayatkan : Rasulullah tingginya sedang, tidak tinggi benar namun tidak pula pendek, beliau tegap. Rambut beliau tidak keriting namun tidak pula lurus sama sekali. Warna kulit beliau sedang, tapi cerah. Beliau berjalan dengan gesit, melangkah dengan tubuh sedikit condong ke depan.
Bara’a bin Aazib meriwayatkan : Rasulullah tingginya sedang, dengan tulang belikat (pundak) yang bidang. Rambut beliau cukup tebal, panjangnya sampai batas telinga. Saya belum pernah melihat sesuatu yang lebih menarik daripada (menyaksikan) beliau.
Ali bin Abi Thalib meriwayatkan : Rasulullah tidaklah tinggi, juga tidak pendek. Telapak tangan dan kaki beliau padat berisi. Beliau memiliki kepala yang agak besar dan kuat. Bulu-bulu halus tumbuh di dada beliau dan terus ke bawah sampai pusar. Jika beliau berjalan, melangkahnya seolah-olah seperti turun (meloncat) dari suatu ketinggian. Saya belum pernah melihat orang seperti beliau diantara sahabat-sahabatnya, dan dari antara orang-orang yang datang sesudah (wafatnya) beliau.
Ali bin Abi Thalib juga meriwayatkan : Rambut Rasulullah lurus dan sedikit berombak. Beliau tidak berperawakan gemuk dan tidak pula tampak terlalu berat, beliau berperawakan baik dan tegap. Warna kulit beliau cerah, mata beliau hitam dengan bulu mata yang panjang. Sendi-sendi tulang beliau kuat dan dada beliau cukup kekar, demikian pula tangan dan kaki beliau. Badan beliau tidak berbulu tebal, tapi hanya bulu-bulu tipis dari dada ke bawah sampai di pusar beliau.
Jika beliau berhadapan dengan seseorang, maka beliau akan mengarahkan wajah beliau secara penuh ke arah orang tersebut (penuh perhatian). Diantara tulang belikat beliau tampak “tanda” kenabian beliau. Beliau adalah orang yang paling baik hati, orang yang paling jujur, orang yang paling dirindukan dan adalah sebaik-baik keturunan. Siapa saja yang mendekati beliau akan langsung merasa hormat dan khidmat, dan siapa saja yang bergaul dengan beliau akan langsung menghargai dan mencintainya. Saya belum pernah melihat orang lain seperti beliau.
Hindun bin Abi Halah menceritakan seperti yang telah di ceritakan oleh Hasan bin Ali sbb : Rasulullah memiliki pribadi yang mulia dan di akui sangat agung dalam pandangan orang yang melihatnya. Wajah beliau bercahaya seterang bulan purnama. Beliau sedikit lebih tinggi dari rata-rata kami tapi lebih pendek dari orang yang jangkung.
Kepala beliau sedikit lebih besar dari rata-rata, dan rambut beliau cenderung agak keriting (berombak). Jika dapat dikuakkan (dibelah) maka beliau kuakkan, jika tidak dapat maka beliau biarkan saja. Saat rambut beliau mulai agak panjang, akan mencapai cuping telinga beliau.
Kulit beliau berwarna cerah dan dahi beliau lebar. Alis mata beliau lengkung hitam dan tebal. Diantara alisnya nampak urat darah halus yang berdenyut jika beliau emosi atau bergairah. Hidung beliau agak melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta tampak agak menonjol jika kita pertama kali melihatnya, padahal tidak demikian sebenarnya. Beliau berjanggut tipis tapi penuh dan rata sampai pipi. Mulut beliau sedang, gigi beliau putih cemerlang dan agak renggang. Pundak beliau bagus dan terpasang kokoh, seperti dicor dengan perak. Anggota tubuh beliau yang lain serba normal dan proporsional. Dada dan pinggang beliau seimbang ukurannya.
Daerah di sekitar tulang belikat beliau cukup lebar, dan terpasang dengan baik. Bagian-bagian tubuh beliau yang tidak tertutup pun nampak bersih bercahaya. Kecuali bulu-bulu halus yang tumbuh dari dada dan turun sampai kepusar. Lengan dan dada bagian atas beliau ada berbulu. Pergelangan tangan beliau cukup panjang, telapak tangan beliau agak lebar serta baik telapak tangan maupun kaki beliau padat berisi. Jari-jari tangan dan kaki beliau cukup langsing. Telapak kaki beliau cukup lengkungannya dan atasnya halus serta bagus bentuknya, sehingga saat beliau mencucinya maka air akan meluncur dengan cepat ke bawah.
Jika beliau berjalan, beliau melangkah dengan posisi badan agak condong ke depan, tapi beliau melangkah dengan anggun. Langkah beliau panjang dan cepat serta kelihatan seperti turun (loncat) dari suatu ketinggian.
Jika beliau sedang berhadapan dengan seseorang, maka dipandangnya orang tersebut dengan penuh perhatian. Pandangan beliau selalu ditundukan sesuai aturan (dalam Al-Qur’an), dan lebih sering melihat kebawah dari pada ke atas. Beliau tidak pernah memelototi seseorang, pandangan mata beliau selalu menyejukan. Beliau juga berjalan agak di belakang, terutama saat melakukan perjalanan jauh, dan beliau selalu lebih dulu menyapa orang yang ditemuinya di jalan.
Jabir bin Samurah meriwayatkan : Rasulullah memiliki mulut yang agak lebar, di mata beliau terlihat juga garis-garis merahnya dan tumit beliau langsing. Jabir juga meriwayatkan: Saya berkesempatan melihat Rasulullah di bawah sinar rembulan, dan (saya) perhatikan pula Rembulan tersebut, bagi saya beliau lebih indah daripada rembulan itu.
Abu Ishaq mengemukakan : Bara’a bin Aazib pernah ditanya apakah roman wajah Rasulullah cemerlang seperti pedang yang mengkilap? Ia menjawab : Tidak, lebih mirip dengan bulan purnama yang cerah.
Abu Hurairah mengemukakan : Rasulullah begitu rupawan seperti beliau di bentuk dari perak saja. Rambut beliau cenderung berombak. Abu Hurairah juga meriwayatkan : Saya belum pernah melihat orang yang lebih baik dan tampan dari Rasulullah, roman mukanya secemerlang Matahari, juga tidak pernah melihat orang yang berjalan secepat beliau. Seolah-olah Bumi ini di gulung oleh langkah beliau, ketika sedang berjalan. Walaupun kami berusaha untuk mengimbangi jalan beliau, tapi beliau tampak seperti berjalan santai saja.
Jabir bin Abdullah meriwayatkan : Rasulullah bersabda :”Aku menyaksikan pemandangan (rohani) tentang para nabi. Diantaranya, Musa as. Beliau berperawakan langsing seperti orang-orang dari suku Shannah; dan aku menyaksikan Isa ibnu Maryam as. Yang mirip dari antara orang yang pernah saya lihat yaitu Urwah bin Mas’ud dan aku melihat Ibrahim as., beliau sangat mirip dengan sahabatmu ini (maksudnya diri beliau serndiri), saya juga melihat Malaikat Jibril yang sangat mirip dengan Dehya Kalbi”.
Said al Jahiri Meriwayatkan : Saya pernah mendengar Abu Taufik berkata Sekarang ini tidak ada lagi yang tinggal (masih hidup) yang pernah melihat diri Rasulullah, kecuali saya. Maka saya berkata kepadanya : Gambarkanlah kepadaku. Beliau menjawab : Beliau (Rasulullah) itu roman mukanya sangat cerah, dan perawakannya sangat baik.
Ibnu Abbas mengatakan : Gigi depan Rasulullah agak renggang (tidak terlalu rapat) dan jika beliau berbicara tampak putih berkilau.
CARA BERBICARA NABI MUHAMMAD
Cara atau gaya Nabi Muhammad berbicara sungguh mempesona sehingga membuat orang merasa tertarik untuk mendengarkannya. Mari kita dengarkan penuturan dari orang orang yang dekat dengan beliau tentang hal tersebut.
Siti Aisyah meriwayatkan : Rasulullah tidak pernah berkata yang tidak baik, tidak pula berbicara dengan suara keras/membentak, serta tidak pernah pula mengumpat atau memaki jika beliau diperlakukan demikian. Beliau selalu berbicara dengan sopan dan sabar
Siti Aisyah juga meriwayatkan : Rasulullah jika berbicara tidaklah terlalu cepat dan tanpa jeda (spasi). Beliau berbicara dengan jelas dan tidak terburu-buru, sehingga yang mendengarkan dapat menangkap maksud beliau dengan baik dan dapat mengingat apa-apa yang beliau ucapkan. Kadang-kadang beliau mengulangi perkataannya sampai tiga kali agar yang mendengarkannya betul-betul mengerti.
Kharijah bin Zaid menggambarkan Nabi Muhammad sebagai berikut:
” Rasulullah, merupakan orang yang paling tenang di dalam majelis. Hampir saja tidak ada apa pun yang keluar dari anggata tubuhnya. Beliau banyak diam dan tidak akan bicara kecuali jika ada kepentingan. Beliau juga akan berpaling dari orang yang berbicara dengan cara yang tidak baik. Bila tertawa, beliau hanya tersenyum. Bicaranya juga terperinci, tidak berlebihan dan tidak terlalu singkat. Ketika berada di dekat Rasulullah, para sahabat juga hanya tersenyum ketika harus tertawa, sebagai refleksi penghormatan dan mengikuti peri lakunya”.
Hasan bin Ali meriwayatkan : Pamanku, Hindun bin Abi Halah menjelaskan cara Rasulullah berbicara sebagai berikut : Rasulullah selalu menekankan pentingnya untuk selalu mengingat masalah kehidupan di akhirat. Jika beliau berbicara, maka dengan jeda (spasi) yang cukup, beliau tidak pernah berbicara tanpa keperluan. Dalam berbicara, dari awal sampai akhir beliau sangat berhati-hati. Beliau tidak berbicara sepotong-sepotong. Beliau juga menggunakan kata-kata yang tepat dan mengena, serta selalu menggunakan kata-kata ekspresif. Beliau bukanlah orang yang banyak bicara, namun bukan pula pembicara yang tidak jelas bila berbicara. Beliau tidak pernah berbicara dengan kasar maupun dengan nada menghina/merendahkan. Beliau akan mengucapkan puji syukur yang tinggi atas rahmat atau karunia yang diterima, sekecil apapun itu. Beliau tidak pernah mengutuk atas makanan namun tidak pula terlalu memuja-mujanya.
Tidak ada masalah keduniawian yang membingungkan atau menggelisahkan beliau. Hanya masalah-masalah pelanggaran (hukum tuhan)lah yang selalu membuat beliau sangat sedih, dimana tidak ada yang dapat meredakan kesedihan beliau sebelum hal tersebut diperbaiki (dengan tobat/insyaf). Beliau tidak pernah sedih karena masalah pribadi atau individu dan tidak pernah pula meminta orang menebus kesalahan yang sifatnya pribadi dengan beliau.
Jika beliau menunjuk sesuatu, beliau menunjuknya dengan jelas. Jika terkejut, beliau membalik telapak tangannya keluar (refleks). Waktu berbicara, kadangkala sambil menggerakan tangan dan menekan telapak tangan beliau dengan ibu jari tangan kirinya. Jika beliau di usik, beliau akan memalingkan muka dan tidak mengacuhkan. Jika beliau berkenan, maka mata beliau akan di redupkan. Kebanyakan dari tertawanya beliau adalah hanya senyuman adanya, dan akan tampak gigi beliau bercahaya seperti kuku yang mengkilap.
Itulah tadi penuturan dari para sahabat dan kerabatnya tentang gaya dan cara bicara Nabi Muhammad. Dapat disimpulkan bahwa cara berbicara beliau sangat efektif dan efesien serta tepat waktu dan tepat sasaran.
KEBIASAAN SEHARI-HARI NABI MUHAMMAD
Kepribadian seseorang tidak terlepas dari kebiasaan kebiasaan yang dimilkinya .oleh karena itu mari kita tengok bagaimana kebiasaan kebiasaan Nabi Muhammad.
Husain bin Ali meriwayatkan : Aku bertanya kepada ayahku bagaimana hidup Rasulullah sehari-hari, dan dijawab : Rasulullah membagi waktunya kedalam tiga bagian; bagian pertama untuk beribadah kepada Allah, bagian kedua untuk keluarganya, dan bagian ketiga untuk diri beliau sendiri. Namun yang terakhir ini pun dibaginya lagi; untuk dirinya dan untuk sahabat-sahabatnya.
Beliau tidak minta apa-apa dari sahabatnya. Beliau lebih banyak meluangkan waktunya bersama sahabat-sahabatnya yang setia dan bertakwa. Beliau selalu terbuka bagi sahabat-sahabatnya yang berada dalam kesulitan ataupun memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Beliau akan memberitahukan kepada umatnya apa-apa yang perlu mereka ketahui. Beliau pun akan menyuruh agar hal itu di beritahukan kepada yang tidak hadir mendengarkannya.
Beliau juga menyuruh agar orang mau menyampaikan apa-apa yang ingin di sampaikan kepada beliau dengan apa adanya. Beliau bersabda: “Allah akan membalas pada hari perhitungan bagi mereka yang menyampaikan suara hati nurani rakyat yang tidak mampu menyampaikannya kepada penguasa”. Mereka datang kepada beliau untuk meyatakan masalah-masalah keimanan takwa dan amal saleh, lalu mereka akan menyampaikan kepada teman-teman yang lain.
Husain selanjutnya meriwayatkan : Aku lalu menanyakan bagaimana Rasulullah melewatkan waktu beliau di luar rumah, dan dijawab : Rasulullah tidak pernah membicarakan tentang diri beliau, sebaliknya beliau selalu menanyakan keadaan orang lain. Beliau akan menghormati pula seseorang yang dihormati dikalangannya. Beliau juga selalu menyuruh umatnya agar selalu menjaga hak-hak mereka dengan baik. Beliau selalu ingin mengetahui keadaan umatnya. Beliau selalu menganjurkan kebaikan dan selalu berdo’a untuk itu.
Demikian pula beliau selalu memperingatkan akan perbuatan buruk dan dosa. Beliau selalu mantap (dalam pendirian/keputusan) dan selalu berkepala dingin dalam menghadapi segala masalah, sehingga segala sesuatunya berjalan lancar ditangan beliau. Beliau sangat pemurah terutama kepada fakir miskin dan orang-orang yang memerlukan bantuan. Orang-orang yang datang kepada beliau adalah orang-orang pilihan dalam arti ketakwaannya tinggi.
NABI MUHAMMAD KETIKA BERSAMA PARA SAHABATNYA
Kitapun tentu ingin tahu bagaimana Nabi Muhammad ketika bersama sahabat sahabatnya.
Husain meriwayatkan lebih lanjut : Bagaimana pula Rasulullah bersikap ketika sedang bersama sahabat-sahabatnya ? Ayahnya menjawab : duduk dan berdirinya Rasulullah selalu menyebut nama Allah. Jika beliau sampai, beliau akan mencari tempat kosong untuk duduk dan menyuruh para sahabatnya untuk juga duduk. Beliau memberikan perhatian penuh pada semua orang yang diajaknya berbicara. Tidak ada yang merasa lebih diperhatikan satu sama lain.
Jika seseorang datang kepada beliau atau ada yang memohon kepada beliau, maka beliau akan memberikan apa yang dibutuhkan atau diminta oleh orang tersebut. Namun jika beliau tidak memiliki apa yang diminta, maka beliau akan menjelaskannya dengan rendah hati.
Beliau selalu tersenyum jika bertemu dengan orang lain dan menjadi pelindung bagi mereka. Beliau memperlakukan semua orang dengan adil dan bijaksana. Beliau selalu memberikan teladan, mantap, sederhana dan dapat dipercaya. Tidak pernah mempermalukan seseorang dihadapan umum.
Dalam pandangan beliau semua orang sama, namun satu-satunya yang membedakannya adalah ketakwaan seseorang. Beliau selalu bersikap hormat kepada orang yang lebih tua dan memperlakukan dengan kasih kepada yang lebih muda. Beliau selalu memperhatikan mereka yang dalam kebutuhan seperti musafir, dan lainnya
Husain Bin Ali meriwayatkan : Aku bertanya kepada ayahku : Bagaimana sikap Rasulullah terhadap sahabat-sahabatnya ? Dijawab : Rasulullah selalu ceria, santun dan lembut, tidak pernah kasar atau berlaku tidak sopan. Beliau tidak pernah merendahkan orang lain namun tidak pula memuji-muji orang dengan berlebihan. Beliau tidak akan mengacuhkan apa-apa yang tidak disukainya. Jika beliau tidak setuju atas keinginan seseorang, maka beliau tidak langsung menolaknnya mentah-mentah namun tidak pula menjanjikan sesuatu yang akan menyenangkan orang tersebut. Beliau selalu menghindari yang kontroversial, riya, dan kesia-siaan.
Beliau tidak pernah menjelek-jelekan orang lain, mengkambing hitamkan orang lain , maupun mencari-cari kelemahan orang lain. Beliau berbicara jika memang perlu. Jika beliau berbicara semua mendengarkan dengan penuh perhatian. Yang lain akan berbicara jika beliau telah selesai terlebih dahulu. Tidak ada yang mengajukan keberatan atau ketidak-setujuannya dihadapan beliau. Beliau selalu mendengarkan dengan penuh perhatian jika seseorang berbicara.
Jika tertawa beliau selalu bersama-sama dengan yang lainnya, sehingga nampak sekali bahwa beliau ingin berbagi rasa bahagianya dengan sahabatnya.
Beliau sangat sabar menghadapi orang-orang yang dungu atau bodoh. Beliau selalu menekankan kepada para sahabatnya untuk menolong orang-orang yang dalam kesusahan. Beliau tidak suka disanjung-sanjung. Jika seseorang mengucapkan syukur (terima kasih), beliau tidak akan melarangnya.
Beliau tidak pernah memotong orang yang sedang berbicara, namun jika orang tersebut berkata sesuatu yang tidak pada tempatnya maka beliau akan menyuruhnya berhenti, atau beliau sendiri yang menghindar.
Itulah tadi gambaran kepribadian Nabi Muhammad seperti yang dituturkan oleh para sahabat dan kerabatnya. Sekarang mari kita telusuri lebih jauh perihal kebiasaan kebiasaan Nabi Muhammad.
KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD MENURUT PENUTURAN PARA SAHABAT DAN KERABATNYA
Dari Para sahabat dan kerabat Nabi Muhammad kita banyak mendapat gambaran kepribadian Nabi Muhammad yang sesungguhnya, karena merekalah yang melihat langsung kehidupan Nabi Muhammad sehari hari. terlebih lagi para sahabat dan kerabat beliau adalah pribadi pribadi jujur dan terpercaya, jadi keterangan mereka sungguh dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan.
Nabi Muhammad memiliki garis keturunan / nasab yang mulia dan sahabat sahabat beliau adalah orang orang yang setia dan berakhlak mulia . jadi kesaksian mereka tidak perlu diragukan lagi kebenarannya. dari merekalah kita tahu kepribadian, penampilan dan kebiasaan kebiasaan Nabi Muhammad dalam menghadapi dan memecahkan persoalan yang dihadapinya sehari hari.
Untuk itu mari kita dengarkan penuturan mereka, pertama tama tentu kita ingin tahu bagaimana penampilan fisik dari Nabi Muhammad .
PENAMPILAN FISIK NABI MUHAMMAD
Nabi Muhammad biasa dipanggil oleh para sahabatnya dengan mempergunakan gelarnya yaitu “RASULULLAH ‘ yang artinya UTUSAN ALLAH ‘
Anas bin Malik meriwayatkan : Rasulullah bertubuh sedang, bercorak kulit cerah, tidak putih sekali namun tidak pula hitam benar. Rambut beliau dapat dikatakan lurus, dan agak berombak. Allah Swt mengangkat beliau sebagai Nabi ketika beliau berusia empat-puluh tahun. Sesudah itu beliau sempat tinggal di Makkah selama tiga-belas tahun dan lalu di Madinah selama sepuluh tahun. Allah memanggil beliau ke haribaanNya pada umur enam-puluh tiga tahun. Saat itu baru sedikit saja uban yang tumbuh di rambut dan jenggot beliau.
Anas juga meriwayatkan : Rasulullah tingginya sedang, tidak tinggi benar namun tidak pula pendek, beliau tegap. Rambut beliau tidak keriting namun tidak pula lurus sama sekali. Warna kulit beliau sedang, tapi cerah. Beliau berjalan dengan gesit, melangkah dengan tubuh sedikit condong ke depan.
Bara’a bin Aazib meriwayatkan : Rasulullah tingginya sedang, dengan tulang belikat (pundak) yang bidang. Rambut beliau cukup tebal, panjangnya sampai batas telinga. Saya belum pernah melihat sesuatu yang lebih menarik daripada (menyaksikan) beliau.
Ali bin Abi Thalib meriwayatkan : Rasulullah tidaklah tinggi, juga tidak pendek. Telapak tangan dan kaki beliau padat berisi. Beliau memiliki kepala yang agak besar dan kuat. Bulu-bulu halus tumbuh di dada beliau dan terus ke bawah sampai pusar. Jika beliau berjalan, melangkahnya seolah-olah seperti turun (meloncat) dari suatu ketinggian. Saya belum pernah melihat orang seperti beliau diantara sahabat-sahabatnya, dan dari antara orang-orang yang datang sesudah (wafatnya) beliau.
Ali bin Abi Thalib juga meriwayatkan : Rambut Rasulullah lurus dan sedikit berombak. Beliau tidak berperawakan gemuk dan tidak pula tampak terlalu berat, beliau berperawakan baik dan tegap. Warna kulit beliau cerah, mata beliau hitam dengan bulu mata yang panjang. Sendi-sendi tulang beliau kuat dan dada beliau cukup kekar, demikian pula tangan dan kaki beliau. Badan beliau tidak berbulu tebal, tapi hanya bulu-bulu tipis dari dada ke bawah sampai di pusar beliau.
Jika beliau berhadapan dengan seseorang, maka beliau akan mengarahkan wajah beliau secara penuh ke arah orang tersebut (penuh perhatian). Diantara tulang belikat beliau tampak “tanda” kenabian beliau. Beliau adalah orang yang paling baik hati, orang yang paling jujur, orang yang paling dirindukan dan adalah sebaik-baik keturunan. Siapa saja yang mendekati beliau akan langsung merasa hormat dan khidmat, dan siapa saja yang bergaul dengan beliau akan langsung menghargai dan mencintainya. Saya belum pernah melihat orang lain seperti beliau.
Hindun bin Abi Halah menceritakan seperti yang telah di ceritakan oleh Hasan bin Ali sbb : Rasulullah memiliki pribadi yang mulia dan di akui sangat agung dalam pandangan orang yang melihatnya. Wajah beliau bercahaya seterang bulan purnama. Beliau sedikit lebih tinggi dari rata-rata kami tapi lebih pendek dari orang yang jangkung.
Kepala beliau sedikit lebih besar dari rata-rata, dan rambut beliau cenderung agak keriting (berombak). Jika dapat dikuakkan (dibelah) maka beliau kuakkan, jika tidak dapat maka beliau biarkan saja. Saat rambut beliau mulai agak panjang, akan mencapai cuping telinga beliau.
Kulit beliau berwarna cerah dan dahi beliau lebar. Alis mata beliau lengkung hitam dan tebal. Diantara alisnya nampak urat darah halus yang berdenyut jika beliau emosi atau bergairah. Hidung beliau agak melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta tampak agak menonjol jika kita pertama kali melihatnya, padahal tidak demikian sebenarnya. Beliau berjanggut tipis tapi penuh dan rata sampai pipi. Mulut beliau sedang, gigi beliau putih cemerlang dan agak renggang. Pundak beliau bagus dan terpasang kokoh, seperti dicor dengan perak. Anggota tubuh beliau yang lain serba normal dan proporsional. Dada dan pinggang beliau seimbang ukurannya.
Daerah di sekitar tulang belikat beliau cukup lebar, dan terpasang dengan baik. Bagian-bagian tubuh beliau yang tidak tertutup pun nampak bersih bercahaya. Kecuali bulu-bulu halus yang tumbuh dari dada dan turun sampai kepusar. Lengan dan dada bagian atas beliau ada berbulu. Pergelangan tangan beliau cukup panjang, telapak tangan beliau agak lebar serta baik telapak tangan maupun kaki beliau padat berisi. Jari-jari tangan dan kaki beliau cukup langsing. Telapak kaki beliau cukup lengkungannya dan atasnya halus serta bagus bentuknya, sehingga saat beliau mencucinya maka air akan meluncur dengan cepat ke bawah.
Jika beliau berjalan, beliau melangkah dengan posisi badan agak condong ke depan, tapi beliau melangkah dengan anggun. Langkah beliau panjang dan cepat serta kelihatan seperti turun (loncat) dari suatu ketinggian.
Jika beliau sedang berhadapan dengan seseorang, maka dipandangnya orang tersebut dengan penuh perhatian. Pandangan beliau selalu ditundukan sesuai aturan (dalam Al-Qur’an), dan lebih sering melihat kebawah dari pada ke atas. Beliau tidak pernah memelototi seseorang, pandangan mata beliau selalu menyejukan. Beliau juga berjalan agak di belakang, terutama saat melakukan perjalanan jauh, dan beliau selalu lebih dulu menyapa orang yang ditemuinya di jalan.
Jabir bin Samurah meriwayatkan : Rasulullah memiliki mulut yang agak lebar, di mata beliau terlihat juga garis-garis merahnya dan tumit beliau langsing. Jabir juga meriwayatkan: Saya berkesempatan melihat Rasulullah di bawah sinar rembulan, dan (saya) perhatikan pula Rembulan tersebut, bagi saya beliau lebih indah daripada rembulan itu.
Abu Ishaq mengemukakan : Bara’a bin Aazib pernah ditanya apakah roman wajah Rasulullah cemerlang seperti pedang yang mengkilap? Ia menjawab : Tidak, lebih mirip dengan bulan purnama yang cerah.
Abu Hurairah mengemukakan : Rasulullah begitu rupawan seperti beliau di bentuk dari perak saja. Rambut beliau cenderung berombak. Abu Hurairah juga meriwayatkan : Saya belum pernah melihat orang yang lebih baik dan tampan dari Rasulullah, roman mukanya secemerlang Matahari, juga tidak pernah melihat orang yang berjalan secepat beliau. Seolah-olah Bumi ini di gulung oleh langkah beliau, ketika sedang berjalan. Walaupun kami berusaha untuk mengimbangi jalan beliau, tapi beliau tampak seperti berjalan santai saja.
Jabir bin Abdullah meriwayatkan : Rasulullah bersabda :”Aku menyaksikan pemandangan (rohani) tentang para nabi. Diantaranya, Musa as. Beliau berperawakan langsing seperti orang-orang dari suku Shannah; dan aku menyaksikan Isa ibnu Maryam as. Yang mirip dari antara orang yang pernah saya lihat yaitu Urwah bin Mas’ud dan aku melihat Ibrahim as., beliau sangat mirip dengan sahabatmu ini (maksudnya diri beliau serndiri), saya juga melihat Malaikat Jibril yang sangat mirip dengan Dehya Kalbi”.
Said al Jahiri Meriwayatkan : Saya pernah mendengar Abu Taufik berkata Sekarang ini tidak ada lagi yang tinggal (masih hidup) yang pernah melihat diri Rasulullah, kecuali saya. Maka saya berkata kepadanya : Gambarkanlah kepadaku. Beliau menjawab : Beliau (Rasulullah) itu roman mukanya sangat cerah, dan perawakannya sangat baik.
Ibnu Abbas mengatakan : Gigi depan Rasulullah agak renggang (tidak terlalu rapat) dan jika beliau berbicara tampak putih berkilau.
CARA BERBICARA NABI MUHAMMAD
Cara atau gaya Nabi Muhammad berbicara sungguh mempesona sehingga membuat orang merasa tertarik untuk mendengarkannya. Mari kita dengarkan penuturan dari orang orang yang dekat dengan beliau tentang hal tersebut.
Siti Aisyah meriwayatkan : Rasulullah tidak pernah berkata yang tidak baik, tidak pula berbicara dengan suara keras/membentak, serta tidak pernah pula mengumpat atau memaki jika beliau diperlakukan demikian. Beliau selalu berbicara dengan sopan dan sabar
Siti Aisyah juga meriwayatkan : Rasulullah jika berbicara tidaklah terlalu cepat dan tanpa jeda (spasi). Beliau berbicara dengan jelas dan tidak terburu-buru, sehingga yang mendengarkan dapat menangkap maksud beliau dengan baik dan dapat mengingat apa-apa yang beliau ucapkan. Kadang-kadang beliau mengulangi perkataannya sampai tiga kali agar yang mendengarkannya betul-betul mengerti.
Kharijah bin Zaid menggambarkan Nabi Muhammad sebagai berikut:
” Rasulullah, merupakan orang yang paling tenang di dalam majelis. Hampir saja tidak ada apa pun yang keluar dari anggata tubuhnya. Beliau banyak diam dan tidak akan bicara kecuali jika ada kepentingan. Beliau juga akan berpaling dari orang yang berbicara dengan cara yang tidak baik. Bila tertawa, beliau hanya tersenyum. Bicaranya juga terperinci, tidak berlebihan dan tidak terlalu singkat. Ketika berada di dekat Rasulullah, para sahabat juga hanya tersenyum ketika harus tertawa, sebagai refleksi penghormatan dan mengikuti peri lakunya”.
Hasan bin Ali meriwayatkan : Pamanku, Hindun bin Abi Halah menjelaskan cara Rasulullah berbicara sebagai berikut : Rasulullah selalu menekankan pentingnya untuk selalu mengingat masalah kehidupan di akhirat. Jika beliau berbicara, maka dengan jeda (spasi) yang cukup, beliau tidak pernah berbicara tanpa keperluan. Dalam berbicara, dari awal sampai akhir beliau sangat berhati-hati. Beliau tidak berbicara sepotong-sepotong. Beliau juga menggunakan kata-kata yang tepat dan mengena, serta selalu menggunakan kata-kata ekspresif. Beliau bukanlah orang yang banyak bicara, namun bukan pula pembicara yang tidak jelas bila berbicara. Beliau tidak pernah berbicara dengan kasar maupun dengan nada menghina/merendahkan. Beliau akan mengucapkan puji syukur yang tinggi atas rahmat atau karunia yang diterima, sekecil apapun itu. Beliau tidak pernah mengutuk atas makanan namun tidak pula terlalu memuja-mujanya.
Tidak ada masalah keduniawian yang membingungkan atau menggelisahkan beliau. Hanya masalah-masalah pelanggaran (hukum tuhan)lah yang selalu membuat beliau sangat sedih, dimana tidak ada yang dapat meredakan kesedihan beliau sebelum hal tersebut diperbaiki (dengan tobat/insyaf). Beliau tidak pernah sedih karena masalah pribadi atau individu dan tidak pernah pula meminta orang menebus kesalahan yang sifatnya pribadi dengan beliau.
Jika beliau menunjuk sesuatu, beliau menunjuknya dengan jelas. Jika terkejut, beliau membalik telapak tangannya keluar (refleks). Waktu berbicara, kadangkala sambil menggerakan tangan dan menekan telapak tangan beliau dengan ibu jari tangan kirinya. Jika beliau di usik, beliau akan memalingkan muka dan tidak mengacuhkan. Jika beliau berkenan, maka mata beliau akan di redupkan. Kebanyakan dari tertawanya beliau adalah hanya senyuman adanya, dan akan tampak gigi beliau bercahaya seperti kuku yang mengkilap.
Itulah tadi penuturan dari para sahabat dan kerabatnya tentang gaya dan cara bicara Nabi Muhammad. Dapat disimpulkan bahwa cara berbicara beliau sangat efektif dan efesien serta tepat waktu dan tepat sasaran.
KEBIASAAN SEHARI-HARI NABI MUHAMMAD
Kepribadian seseorang tidak terlepas dari kebiasaan kebiasaan yang dimilkinya .oleh karena itu mari kita tengok bagaimana kebiasaan kebiasaan Nabi Muhammad.
Husain bin Ali meriwayatkan : Aku bertanya kepada ayahku bagaimana hidup Rasulullah sehari-hari, dan dijawab : Rasulullah membagi waktunya kedalam tiga bagian; bagian pertama untuk beribadah kepada Allah, bagian kedua untuk keluarganya, dan bagian ketiga untuk diri beliau sendiri. Namun yang terakhir ini pun dibaginya lagi; untuk dirinya dan untuk sahabat-sahabatnya.
Beliau tidak minta apa-apa dari sahabatnya. Beliau lebih banyak meluangkan waktunya bersama sahabat-sahabatnya yang setia dan bertakwa. Beliau selalu terbuka bagi sahabat-sahabatnya yang berada dalam kesulitan ataupun memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Beliau akan memberitahukan kepada umatnya apa-apa yang perlu mereka ketahui. Beliau pun akan menyuruh agar hal itu di beritahukan kepada yang tidak hadir mendengarkannya.
Beliau juga menyuruh agar orang mau menyampaikan apa-apa yang ingin di sampaikan kepada beliau dengan apa adanya. Beliau bersabda: “Allah akan membalas pada hari perhitungan bagi mereka yang menyampaikan suara hati nurani rakyat yang tidak mampu menyampaikannya kepada penguasa”. Mereka datang kepada beliau untuk meyatakan masalah-masalah keimanan takwa dan amal saleh, lalu mereka akan menyampaikan kepada teman-teman yang lain.
Husain selanjutnya meriwayatkan : Aku lalu menanyakan bagaimana Rasulullah melewatkan waktu beliau di luar rumah, dan dijawab : Rasulullah tidak pernah membicarakan tentang diri beliau, sebaliknya beliau selalu menanyakan keadaan orang lain. Beliau akan menghormati pula seseorang yang dihormati dikalangannya. Beliau juga selalu menyuruh umatnya agar selalu menjaga hak-hak mereka dengan baik. Beliau selalu ingin mengetahui keadaan umatnya. Beliau selalu menganjurkan kebaikan dan selalu berdo’a untuk itu.
Demikian pula beliau selalu memperingatkan akan perbuatan buruk dan dosa. Beliau selalu mantap (dalam pendirian/keputusan) dan selalu berkepala dingin dalam menghadapi segala masalah, sehingga segala sesuatunya berjalan lancar ditangan beliau. Beliau sangat pemurah terutama kepada fakir miskin dan orang-orang yang memerlukan bantuan. Orang-orang yang datang kepada beliau adalah orang-orang pilihan dalam arti ketakwaannya tinggi.
NABI MUHAMMAD KETIKA BERSAMA PARA SAHABATNYA
Kitapun tentu ingin tahu bagaimana Nabi Muhammad ketika bersama sahabat sahabatnya.
Husain meriwayatkan lebih lanjut : Bagaimana pula Rasulullah bersikap ketika sedang bersama sahabat-sahabatnya ? Ayahnya menjawab : duduk dan berdirinya Rasulullah selalu menyebut nama Allah. Jika beliau sampai, beliau akan mencari tempat kosong untuk duduk dan menyuruh para sahabatnya untuk juga duduk. Beliau memberikan perhatian penuh pada semua orang yang diajaknya berbicara. Tidak ada yang merasa lebih diperhatikan satu sama lain.
Jika seseorang datang kepada beliau atau ada yang memohon kepada beliau, maka beliau akan memberikan apa yang dibutuhkan atau diminta oleh orang tersebut. Namun jika beliau tidak memiliki apa yang diminta, maka beliau akan menjelaskannya dengan rendah hati.
Beliau selalu tersenyum jika bertemu dengan orang lain dan menjadi pelindung bagi mereka. Beliau memperlakukan semua orang dengan adil dan bijaksana. Beliau selalu memberikan teladan, mantap, sederhana dan dapat dipercaya. Tidak pernah mempermalukan seseorang dihadapan umum.
Dalam pandangan beliau semua orang sama, namun satu-satunya yang membedakannya adalah ketakwaan seseorang. Beliau selalu bersikap hormat kepada orang yang lebih tua dan memperlakukan dengan kasih kepada yang lebih muda. Beliau selalu memperhatikan mereka yang dalam kebutuhan seperti musafir, dan lainnya
Husain Bin Ali meriwayatkan : Aku bertanya kepada ayahku : Bagaimana sikap Rasulullah terhadap sahabat-sahabatnya ? Dijawab : Rasulullah selalu ceria, santun dan lembut, tidak pernah kasar atau berlaku tidak sopan. Beliau tidak pernah merendahkan orang lain namun tidak pula memuji-muji orang dengan berlebihan. Beliau tidak akan mengacuhkan apa-apa yang tidak disukainya. Jika beliau tidak setuju atas keinginan seseorang, maka beliau tidak langsung menolaknnya mentah-mentah namun tidak pula menjanjikan sesuatu yang akan menyenangkan orang tersebut. Beliau selalu menghindari yang kontroversial, riya, dan kesia-siaan.
Beliau tidak pernah menjelek-jelekan orang lain, mengkambing hitamkan orang lain , maupun mencari-cari kelemahan orang lain. Beliau berbicara jika memang perlu. Jika beliau berbicara semua mendengarkan dengan penuh perhatian. Yang lain akan berbicara jika beliau telah selesai terlebih dahulu. Tidak ada yang mengajukan keberatan atau ketidak-setujuannya dihadapan beliau. Beliau selalu mendengarkan dengan penuh perhatian jika seseorang berbicara.
Jika tertawa beliau selalu bersama-sama dengan yang lainnya, sehingga nampak sekali bahwa beliau ingin berbagi rasa bahagianya dengan sahabatnya.
Beliau sangat sabar menghadapi orang-orang yang dungu atau bodoh. Beliau selalu menekankan kepada para sahabatnya untuk menolong orang-orang yang dalam kesusahan. Beliau tidak suka disanjung-sanjung. Jika seseorang mengucapkan syukur (terima kasih), beliau tidak akan melarangnya.
Beliau tidak pernah memotong orang yang sedang berbicara, namun jika orang tersebut berkata sesuatu yang tidak pada tempatnya maka beliau akan menyuruhnya berhenti, atau beliau sendiri yang menghindar.
Itulah tadi gambaran kepribadian Nabi Muhammad seperti yang dituturkan oleh para sahabat dan kerabatnya. 

http://kepribadiannabimuhammad.blogspot.com/
 

Kepribadian Rasulullah SAW


       
   

 
R
osulullah SAW dilahirkan di Makkah pada hari Senin 12 bulan Rabi'ul Awal. Sejak kecil beliau ditinggal oleh kedua orang tuanya yaitu Abdullah dan Aminah. Keberadaan beliau sebagai anak yatim tidak membuat putus asa untuk bergaul dengan orang lain. Beliau diasuh oleh kakeknya kemudian pamannya. Semasa remaja beliau terkenal dengan julukan Al Amin, karena kejujuran dan kehalusan budi pekertinya. Kehalusan budi pekerti beliau inilah yang menjadikan masyarakat segan terhadap beliau. di dalam sebuah hadits beliau pernah bercerita tentang masa kecil beliau.

Rosulullah SAW di waktu kecil pernah didatangi dua orang yang tidak dikenal, kemudian mereka membelah dada nabi dan mengeluarkan sifat hasud, dengki, serta sifat-sifat kotor dari dalam hatinya kemudian menggantinya dengan sifat yang penuh rahmat dan belas kasih serta sifat-sifat terpuji lainnya. Belakangan hari beliau mengetahui bahwa dua orang tersebut adalah malaikat yang diutus Allah SWT terhadap dirinya. Uraian ini menggambarkan bahwa nabi benar-benar memiliki hati yang mulia jauh dari sifat-sifat yang buruk.

Di masa muda beliau jarang bergaul dengan pemuda-pemuda Makah yang sering melakukan kemaksiatan. Beliau sering merenung dan berfikir tentang apa-apa yang mengganjal dihati beliau. Bahkan beliau sering menyendiri pergi ke Gua Hiro sampai beberapa lama. Pada waktu sudah mempunyai istri pun beliau sering bertafakur ke Gua Hiro hingga beliau mendapat wahyu dari Allah SWT untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Pada masa awal perjuangan beliau untuk menyiarkan agama islam, beliau sangat gigih dan tak kenal menyerah untuk mengajak para sahabat beliau dan kerabat beliau agar mau memeluk agama islam.

Walaupun mendapat banyak tantangan beliau pantang menyerah karena beliau berkeyakinan sedikit-sedikit mereka akan mau memeluk islam kalau mereka sudah mengenal islam walaupun hal ini memerlukan pengorbanan yang besar bahkan pengorbanan nyawa. Rasa kecintaan beliau terhadap umatnya, membuat beliau gigih untuk menyebarkan islam kepada masyarakat yang masih jahiliah, harapan beliau hanyalah agar umat beliau ini selamat di dunia dan diakhirat. Beliau dengan sabar dan penuh perhatian dalam menyebarkan islam kepada sahabat-sahabat beliau, bahkan beliau tidak membebankan segala sesuatu sekiranya para sahabat tidak mampu memikulnya.

Disamping itu beliau tetap bersikap lemah lembut dan dengan akhlaq yang mulia dalam menyampaikan islam, sehingga timbul rasa kecintaan para sahabat terhadap beliau. Hal pertama kali yang beliau tanamkan kepada sahabat adalah aqidah terhadap Sang Kholiq yang telah menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya. Dengan aqidah yang mantap inilah para sahabat rela dan ikhlas dalam membantu beliau menyebarkan agama islam. Bahkan sampai harta dan nyawa mereka korbankan demi kejayaan islam. Hal ini berkat da'wah beliau yang penuh hikmah sampai menembus relung-relunghati para sahabat, sehingga mereka ikhlas untuk memperjuangkan islam bersama kekasih yang mereka cintai, yakni rosulullah SAW. Bahwasanya para sahabat yakin bahwa hal yang yang disampaikan rosulullah adalah perkara yang haq dari Sang Maha Pencipta, karena mereka mengetahui masa muda beliau, bahwa beliau adalah orang yang jujur.

KECINTAAN BELIAU TERHADAP UMATNYA
Bahwasanya beliau adalah orang yang penuh kasih sayang, baik terhadap para keluarga beliau ataupun para sahabat, bahkan terhadap musuh-musuh beliau. Perjuangan beliau yang gigih untuk menyebarkan islam adalah untuk kepentingan umatnya juga, yaitu untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Karena dengan ajaran agama islam seseorang dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil, sehingga ia terhindar dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT yang dapat menjerumuskannya kedalam kemaksiatan bahkan kekufuran yang pada akhirnya dapat menyeretnya ke dalam api neraka.

Pada masa muda beliau dimasa masyarakat Makah masih diselimuti jahiliah, beliau sudah berfikir tentang bagaimana nasib umatnya kelak, sehingga pada saat beliau diangkat menjadi rosul Allah, beliau berjuang dengan gigih bagaimana umatnya ini dapat terbebas dari segalah kejahiliahan dan kemaksiatan. Walaupun beliau dimusuhi dan diancam akan dibunuh oleh orang Quraisy, beliau tetap tabah dan sabar untuk tetap menyiarkan islam bahkan penuh dengan akhlak yang karimah. Hal ini menandakan betapa kasihsayangnya beliau terhadap umatnya. Bahkan terhadap umat yang nyata-nyata memusuhi beliau ketika beliau hendak hijrah ke Thoif, beliau tetap memberikan rasa kasih sayang kepada mereka. Dimana pada waktu itu beliau bukannya disambut dengan meriah tetapi disambut dengan lembaran batu dan kotoran bahkan beliau sempat terluka, sehingga malaikat penjaga gunung sangat marah dan menawari beliau agar gunung yang dijaga tersebut akan ditimpakan kepada kaum tersebut. Namun beliau menolak dan apa jawab beliau, bahwasanya beliau diutus bukan untuk membinasakan suatu kaum, tetapi beliau diutus oleh Allah SWT untuk memberikan petunjuk kepada mereka jalan menuju rabbnya. Bahkan beliau mendo'akan kepada mereka agar diberi petunjuk oleh Allah SWT, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui. Apabila mereka telah mengetahui tentu tidak akan melakukan perbuatan yang demikian tersebut.

Demikian sedikit gambaran bagaimana kasih sayang beliau terhadap umatnya. Kecintaan beliau terhadap umatnya tidak hanya didunia ini saja, bahkan sampai di akhirat kelak. Di mana pada saat menjelang beliau wafat, yang beliau khawatirkan bukanlah siapa-siapa melainkan adalah umatnya, karena begitu cintanya beliau terhadap umatnya temasuk kita-kita ini yang walaupun kita tidak sempat bertatap langsung dengan nabi. Bahkan dalam suatu riwayat yang mengungkapkan kecintaan beliau terhadap umatnya kelak di hari kiamat, yaitu ketika seorang sahabat bertanya kepada rosulullah tentang syafa'at yang akan diberikan oleh rosulullah kelak dihari kiamat.Sahabat bertanya kepada nabi, bahwasanya dimana ia dapat menemui nabi di hari kiamat kelak, nabi menjawab bahwa ia dapat menemui beliau di telaga Kautsar dimana pada hari itu tiada perlindungan selain dari Allah karena sangat panasdan teriknya hari itu serta sangat menakutkan dan tiada seseorang dapat menolong orang lain tanpa seijin Allah, dan barang siapa meminum air dari telaga kautsar tersebut ia tidak akan kehausan, lantas sahabat bertanya lagi, dimana ia dapat menemui rosul apabila ia tidak dapat menemuinya di telaga kautsar, nabi menjawab bahwa ia dapat menemui beliau diatas shirat, yaitu jembatan yang akan menuju surga dimana jembatan tersebut diriwayatkan tajamnya melebihi pedang dan lebih kecil dari rambut dan jaraknya yang sangat jauh sekali dan Allah telah berjanji bahwa seluruh manusia akan melalui jembatan tersebut, dan dibawah jembatan tersebut terdapat neraka jahanam yang sangat menjilat-jilat apinya.

Apabila ada umat beliau yang lewat diatas jembatan tersebut beliau menengadahkan kedua tangan beliau dan berdo'a kepada Allah agar umatnya tersebut selamat sampai di surga. Dan beliu menambahkan pada riwayat lain bahwa beliau tidak akan bersenang terlebih dahulu di dalam surga apabila seluruh umatnya belum masuk ke dalam surga semuanya. Bahkan beliau menanti umatnya yang sempat masuk kedalam neraka sampai habis dosanya dan mendapat maghfiroh dan fadhilah dari Allah untuk dimasukkan kedalam surga. Demikianlah gambaran kecintaan nabi kepada kita umatnya ini, baik didunia maupun diakhirat kelak, bahkan mengalahkan kecintaan orangtua kita. Setelah kita mengetahui betapa cintanya beliau terhadap umatnya, termasuk kita ini, apakah tidak terbersit dalam pikiran kita apa yang telah kita lakukan untuk membalas kecintaan beliau terhadap kita, seperti yang telah dilakukan oleh para sahabat-sahabat nabi, dimana mereka telah berusaha menjalankan syari'at-syari'at agama islam sekuat tenaga mereka bahkan mereka tidak berani meninggalkannya tanpa udzur yang diperbolehkan syar'i. Bahkan mereka menambah amalan-amalan mereka setiap hari, seperti halnya sayyidina Ali, dimana beliau menangis setiap malam untuk bertaubat dan bermunajah kepada Allah SWT.

Para sahabat dalam memperjuangkan islam adalah sepenuh hati mereka, bahkan mereka korbankan harta dan nyawa mereka demi islam, seperti halnya sayyidina Umar yang telah menyerahkan seluruh jiwa dan raganya untuk kepentingan dan kejayaan islam ataupun sayyidina Abu Bakar atau sayyidina Utsman yang telah memberikan seluruh harta mereka demi kejayaan islam. Hal ini semata-mata mereka lakukan karena kecintaan mereka terhadap rosulullah SAW. Lantas apakah yang telah kita perbuat untuk ejayaan islam demi kecintaan kita kepada rosulullah. Apakah kita telah berusaha maksimal untuk mengembangkan agama islam ataukah kita bersikap acuh tak acuh terhadap perkembangan agama islam dan membiarkannya diinjak-injak nilai-nilai dan tatanan didalamnya ? Apakah umur kita telah kita gunakan sebaik-baiknya untuk menuntut ilmu agama yang telah diwajibkan kepada kita, ataukah kita sia-siakan hanya sibuk untuk mengurusi kepentingan dunia saja atau hanya untuk main-main dan senda gurau yang tidak ada manfaatnya bagi kita bagi agama kita bahkan tidak disenangi oleh rosul ? Tentunya kita ingin memilih hal terbaik dari hal di atas dan berusaha untuk mewujudkan hal terbaik tersebut bagi kepentingan dan kejayaan agama islam, dan kita tidak ingin hal yang jelek tersebut menimpa kita yang nantinya dapat menyengsarakan kita diakhir nanti.

Setiap dari kita umat islam yang mengaku menjadi umat rosul tentu akan mengharapkan syafa'at beliau di akhirat kelak. Namun tidak semudah yang kita bayangkan untuk mendapat syafa'at dari rosul, ibarat kita meminta sesuatu tentu kita harus memenuhi syarat-syarat yang diajukan, demikian pula halnya syafa'at dari Nabi, bahwasanya beliau akan memberi syafa'at kepada orang muslim yang mau bersungguh- sungguh untuk menjalankan syari'at agama islam walaupun masih banyak kekurangan-kekurangan amal ibadahnya. Walaupun kita belum bisa menegakkan islam keluar hendaknyalah kita ini mengamalkan ajaran agama islam dengan bersungguh-sungguh dengan penuh ikhlas, penuh pengharapan kepada Allah agar kelak kita dapat berkumpul dengan nabi yaumul qiyamah. Dan yang terpenting adalah kita tetap mempunyai rasa kecintaan kepada rosulullah, karena dengan rasa kecintaan itulah kita dapat melakukan ibadah-ibadah yang dianjurkan beliau dengan penuh ikhlas, dan bila kita sudah tidak mempunyai rasa cinta kepada rosul tentu sangat berat bagi kita untuk melakukan amal-amal ibadah kepada Allah baik yang wajib ataupun yang sunah.
Dalam suatu riwayat hadits, rosulullah didatangi seorang pemuda dan menanyakan tentang kapan datangnya hari akhir. Nabi tertegun dan balik bertanya kepada pemuda tersebut bekal apakah yang ia persiapkan untuk menghadapi hari akhir tersebut. Ia menjawab bahwa mungkin amal ibadahnya masih sedikit bahkan kurang dihadapan Allah, tetapi ia menjawab bahwa bekalnya ialah cintanya kepada Allah dan Rosulnya. Lantas nabi menjawab bahwa engkau bersama orang yang kau cintai.

Demikian cuplikan riwayat yang menggambarkan kecintaan nabi dapat memperoleh anugerah yang besar besok diakhirat. Hal tersebut dapat kita jadikan contoh bahwasanya apabila kita merasa amal kita belum seberapa hendaknya kita tetap menanamkan rasa cinta kepada nabi karena dengan hal tersebut dapat menjadikan pemacu semangat kita untuk meningkatkan amal ibadah kita kepada Allah. Jangan sampai terlena dengan kecintaan kita terhadap dunia ataupun yang lainnya sehingga melupakan kecintaan kepada rosulullah yang merupakan emberi syafa'at kita kelak di yaumul qiyamah dimana tiada pertolongan lain selain dari Allah SWT. Semoga kita masih diberi hidayah dari Allah SWT berupa kecintaan kita terhadap nabi Muhammad SAW, dan mampu mengamalkan segala ajaran dan sunah beliau dan kita digolongkan dalam umat beliaudan akhirnya dapat memperoleh syafa'at beliau yang sangat kita harapkan kelak di akhirat dan masuk surga bersama Nabi Muhammad.Amin.

Hikayat
Balasan bagi pembaca Al- Ikhlas

Ketika nabi tengah duduk digerbang lewatlah iring-iringan jenasah. "Apakah ia punya hutang ?" tanya nabi. "Ya, empat dirham". "Shalatilah ia aku tidak mau mensholati orang yang punya hutang". Malaikat Jibril lalu turun dan berkata,"Wahai Muhammad! Allah mengucapkan salam untukmu. Dia berfirman,"Aku utus Jibril meyerupai manusia dan membanyarkan hutangnya". Jibril berkata,"sholatilah dia karena dia telah terampuni. Allah juga berfirman, "Siapapun yang mensholatinya maka dia diampuni". Wahai saudaraku,"Dari mana ia dapatkan kemuliaan seperti ini?" Karena setiap hari ia baca surat Al Ikhlas seratus kali,yang didalm surat tersebut dijelaskan tentang puji-pujian baginya.
Nabi bersabda,"Barang siapa membaca surat tersebut seumur hidup satu kali ia tidak akan mati sebelum ditampakkan tempatnya disurga. Lebih-lebih bagi yang membacanya sehabis sholat lima waktu setiapn hari. Bacaan tersebut bisa menjadi syafaat pada hari kiamat. Juga bagi kerabatnya yang telah dipastikan masuk neraka. Bahkan diriwayat lain nabi mengatakan siapa yang membaca Surat Al Ikhlas tiga kali ibarat telah membaca Al qur'an. Karena demikian besarnya fadilah surat Al Ikhlas, hendaknya kita bisa istiqomah membacanya setelah sholat atau pada waktu luang lainnya.
TAFAKUR
Seiring perputaran sang waktu, semakin hari semakin bertambah umur kita dan tanpa kita sadari banyak waktu kita yang terbuang percuma tanpa ada nilai tambahan ibadah di sisi Allah. Bahwasanya Allah berfirman bahwa Allah tidak menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk ibadah kepada Allah. Dengan dasar tersebut kita tentu akan sangat rugi apabila kita membuang waktu kita secara percuma hanya untuk mengejar kesenangan yang sesaat, karena waktu yang sedang kita jalani sekarang ini tidak akan pernah kembali pada kita. Bahwa terbit fajar hari ini tidak sama dengan fajar hari kemarin, dan fajar tersebut akan menjadi saksi apa-apa yang telah kita lakukan hari itu. Nabi bersabda bahwa barangsiapa yang hari ini amal perbuatannya lebih baik dari kemarin dialah orang yang beruntung, dan siapa yang amalnya hari ini sama dengan kemarin dialah orang yang rugi, dan siapa yang amalnya hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dialah orang yang celaka. Maka hendaklah setiap detik, setiap tarikan nafas kita, kita gunakan untuk beribadah kepada Allah baik amalan dhohir maupun batin, setiap perbuatan kita hendaklah kita niati untuk mencari keridhoan Allah SWT.
Untuk dapat mengamalkan ibadah kepada Allah SWT harus didasari dengan hati yang ikhlas dan hanya mengharap keridhoan Allah semata serta harus didasari dengan ilmu yang bersangkutan dengan amal ibadah tersebut. Apabila kita telah berusaha seperti demikian insyaAllah kita akan dapat mencapai derajat istiqomah yang mana amal ibadah tersebut sangat disukai Allah, seperti sabda nabi bahwa amal yang disukai oleh Allah ialah amal yang istiqomah walaupun amal tersebut kecil. Semoga umur yang diberikan kepada kita dapat kita manfaatkan untuk beribadah kepada Allah dan tetap istiqomah di jalan-Nya sampai akhir hayat kita.Amin.

http://members.tripod.com/formua_poltechmalang/Rasul.htm