Bismillaah..
Kalo pertama aku membuat tulisan lagi disini, setelah sekian lama vakum.
Apa kabar semua?
Baik, yah.. In syaa Allah baik.
Kawan, di tahun ini, aku menginjak usia 24. Tak terasa ya?
Terakhir menulis di blog ini, statusku masih mahasiswa tingkat 1.
Time flies so fast..
Bahas tentang kuliah, ada satu memori indah di tahun 2015, selain ke-hectic-an kegiatanku kala itu.
Aku bertemu dengan seseorang, yg tak ku kenal sebelumnya.
Aku sempat mengingat warna bajunya, tapi kini lupa, karena kejadiannya sudah 5 tahun silam.
Aku duduk di sudut kiri ruangan, sedang ia, ada di sebrang.
Aku memulai cerita ini.
Aku melawan diriku sendiri kala itu.
Aku tau, bahwa menjaga pandangan itu harus. Tapi saat itu, aku kalah.
Pandanganku fokus pada suatu objek. Lelaki pendiam, yg hanya berbicara saat dibutuhkan.
Aku ini juara dalam mencuri pandang. Tapi sayang, dia sadar. Dan seperti biasa, aku salah tingkah.
Narasi hidup tentang ku dan tentangnya makin berkembang.
Dia mengukir setidaknya beberapa memori saat kami bersama.
Kamu tau? Aku masih mengingatnya lho.
Lalu di 2016, aku meminta seorang teman utk menyampaikan perasaanku pada dia, si lelaki yg kutemui 2015 dalam sebuah kepanitiaan kampus.
Responnya baik. Dan akhirnya aku terjebak dalam romansa _chatting_ .
Aku sadar itu salah, tapi jiwa mudaku memberontak. Menganggap enteng hal tersebut.
2017, aku mendengar kabar bahwa ia bertunangan. Momen ini dekat dengan jadwal wisudaku.
Aku memilih menarik diri darinya. Segala arah komunikasi, kubatasi. Aku ingin menjaga hati.
Tahun berganti. 2018, entah ada angin apa, aku membuka hatiku kembali. Aku penasaran, di sudah ke jenjang itu atau belum.
Oh iya, saat ia tunangan, aku sudah menyiapkan kado pernikahan lho. Jaga2, barangkali aku diundang dan tak bisa datang. Kado itu kutitipkan ke sahabatku. Sampai hari ini.
Lanjut.. Ya, aku membuka profil sosial medianya. Ada yg ganjal. Video tunangannya dihapus.
Aku senang? Tidak. Aku khawatir. Ada apa?
Dan memang dasar takdir, aku tiba-tiba mendapat kabar dari sahabatku tentang hal tersebut.
Aku termenung.
"Perasaan gue ga doa yg buruk2 buat dia" gumamku.
Tahun - tahun berlalu..
Komunikasi kita hanya lewat intuisi. Saling sibuk menebak satu sama lain, mungkin. Atau hanya aku saja? Hehe
Kamu tau?
Aku masih disini. Tetap di tempat yang sama saat kita berpamitan kala itu.
Entah apa yang kutunggu.
Dan mengapa aku memilih menetap.
Kita pernah hampir berasa di ruang yg sama. Tapi, ada sesuatu yg menarikmu menjauh.
Bisa jadi, jarak ini Allah ciptakan utk kita saling menjaga diri masing-masing.
Entah kamu atau orang lain yg kutemui disana, aku percaya, aku akan bahagia.
Dan aku berharap ada keajaiban,
Kamu membaca ini.
Terkesan tak mungkin, tapi keinginanku utk menulis disini pun, muncul tiba-tiba.
Mari kita lihat ..
Bekasi, 4/2/2020